Jumat, 25 November 2011

Bahaya Keracunan Makanan

Bahaya Keracunan Makanan

Keracunan makanan dapat menimpa pada siapa saja, dari golongan manapun. Akibat langsung dari keracunan makanan antara lain sakit perut, mual, muntah, diare dan biasanya disertai demam. Jika keadaan seperti ini dibiarkan maka bisa menimbulkan dehidrasi serius, bahkan kematian.  Agar bisa mengambil langkah yang tepat dalam mengatasi keracunan makanan ini adalah harus diketahui makanan apa yang menyebabkan keracunan. Perlu ditanyakan kepada penderita, makanan apa yang telah dikonsumsi  dalam 48 jam terakhir. Pada kondisi tertentu, gejala keracunan bisa terjadi kurang dari 48 jam. Untuk itu, penderita harus segera mendapatkan pertolongan medis jika timbul gejala nyeri dada, shock, gejala dehidrasi berat – ditandai dengan mulut kering, air liur yang lengket, pusing, kelelahan, mata cekung, denyut jantung meningkat; serta  mengalami  kesulitan penalaran.

Pertolongan Pertama Keracunan Makanan

Pertolongan pertama pada korban keracunan makanan dapat dilakukan di rumah jika kondisi korban masih sebatas muntah dan diare ringan. Pertolongan pertama itu berupa perawatan korban sebagai berikut:
  1. Tidak memberikan makanan padat selama masih mengalami mual atau muntah, tapi tetap memberikan cairan sedikit demi sedikit dan frekuensinya sering. Hal ini sangat penting untuk mencegah terjadinya dehidrasi.
  2. Hindari minuman berkafein dan minuman yang terlalu manis.
  3. Susu boleh diberikan kepada penderita keracunan. Namun demikian susu jangan diberikan pada penderita yang diketahui memiliki intoleransi laktosa.
  4. Makanan boleh diberikan jika penderita sudah berhenti mual dan muntah. Makanan yang lembut sangat disarankan karena lebih mudah dicerna. Makanan yang boleh diberikan dalam porsi kecil antara lain  nasi lembek, gandum, roti, kentang atau sereal dengan kadar gula rendah.
  5. Hindari memberi makanan kepada penderita yang berpotensi menyebabkan alergi makanan.
      Pertolongan pertama pada korban keracunan makanan sangat berdayaguna menghindari resiko keracunan yang lebih fatal.

      gangguan mental pada anak-anak

      Gangguan mental lebih sulit dideteksi dibandingkan dengan gangguan fisik, baik gangguan mental yang menimpa orang dewasa maupun gangguan mental pada anak-anak. Kesulitan deteksi dan diagnosis itu biasanya ditemukan gangguan mental yang sudah akut. Secara umum, gangguan mental yang menimpa anak-anak bisa dilihat dari perilakunya sehari-hari. Beberapa tanda seperti perasaan sedih selama dua minggu atau lebih bisa menunjukkan gejala depresi, rasa takut  atau kekhawatiran dalam melakukan kegiatan sehari-hari, serta bisa jadi merupakan gejala adanya gangguan kecemasan.

       Tanda-tanda Gangguan Mental pada Anak-anak

      Sebuah studi dan penelitian tentang gangguan mental pada anak-anak menemukan 75% anak memiliki masalah kesehatan mental, gangguan makan serta gangguan bipolar. Berikut ini 11 tanda-tanda yang harus diketahui oleh orang tua sebagai peringatan dini apakah anak-anaknya mengalami gangguan mental:
      1. Merasa sangat sedih atau menarik diri selama 2 minggu atau lebih.
      2. Berusaha untuk menyakiti atau membunuh diri sendiri, atau bahkan memiliki rencana untuk melakukannya.
      3. Tiba-tiba merasa takut luar biasa tanpa alasan yang jelas, kadang disertai dengan detak jantung dan napas yang cepat.
      4. Terlibat dalam beberapa kali perkelahian, menggunakan senjata atau berkeinginan untuk menyakiti orang lain.
      5. Memiliki perilaku diluar kendali yang bisa merugikan diri sendiri atau orang lain.
      6. Tidak mau makan, memuntahkan makanan atau menggunakan obat pencahar untuk menurunkan berat badan.
      7. Ketakutan atau kekhawatiran yang intensif dan terus menerus dalam melakukan kegiatan sehari-hari.
      8. Sangat sulit dalam berkonsentrasi atau menempatkan diri pada suatu lingkungan sehingga bisa membahayakan diri atau menyebabkan kegagalan sekolah.
      9. Penggunaan obat penenang atau alkohol yang berulang.
      10. Perubahan suasana hati yang drastis sehingga bermasalah dalam hubungan pertemanan atau keluarga.
      11. Perubahan perilaku dan kepribadian yang drastis.
      Tanda-tanda gangguan mental pada anak-anak tersebut bisa dijadikan pedoman bagi orang tua sebagai langkah preventif  dan pengamatan  terhadap kesehatan mental anak-anaknya.